5. Perbedaan Ras Manusia


     Apakah keberagaman ras manusia adalah bukti evolusi? Ya, kita bisa mengatakan demikian. Tentu saja kita harus memahami dulu, apa maksud dari pernyataan di atas.

     Di dunia, terdapat berbagai budaya dan kepercayaan mengenai asal manusia. Salah satu yang paling populer adalah kisah Adam-Hawa Adam-Eve) yang diterima penganut agama samawi. namun bahkan penafsiran akan kisah ini pun berbeda-beda, ada yang menerima itu sebagai emtafora, ada yang menganggap kisah tersebut adalah sebagaimana adanya.

     Jika kita meneriam bahwa Adam dan Hawa adalah moyang semua manusia, maka kita juga harus menerima bahwa semua sifat genetis manusia hanya berasal dari sepasnag manusia. Dan jika kita menerima versi bahwa hawa adalah klon dari rusuk Adam, maka secara teknis Hawa akan memiliki sifat genetis yang identik dengan Adam - artinya keturunan mereka mestinya juga hanya akan mewarisi sifat genetis yagn sama. Takkan ada sifat baru yang akan muncul dari kombinasi tersebut.

     Dan Harun Yahya, bisakah ia menjelaskan secara ilmiah, bagaimana ras-ras itu bisa muncul dan sifat apa saja yang diwarisi masing-masing ras? Apa warna kulit Adam dan Hawa? Apa warna rambutnya? Apa warna matanya? Apa golongan darah dan RHnya? Apakah rambut mereka lurus atau ikal? Bisakah ia menjelaskannya? Tanpa mutasi, takkan ada sifat baru yang bisa muncul, sementara jika menerima mutasi berarti menerima evolusi, karena mutasi yang terwariskan akan mengubah kolam gen makhluk hidup (dalam hal ini manusia)!

     Mengenai gen mata yang dijadikan contoh, nampak bahwa Harun Yahya terlalu menyederhanakan kasus. Kenyataannya warna mata tidak sesederhana itu. Warna mata bervariasi, dari cokelat (warna dominan) hingga hijau (warna paling langka), dan warna ini dipengaruhi lebih dari 1 gen. Penelitian menunjukkan awalnya moyang kita memiliki mata cokelat. Menurut Hans Eiberg (Department of Cellular and Molecular Medicine, University of Copenhagen), individu dengan mata biru diperkirakan baru muncul sekitar 6 hingga 10 ribu tahun silam, di timur dekat, dekat Laut Hitam.

     Menurut sains sejauh ini, ras-ras manusia sat ini berasal dari afrika, dimana moyang mereka meninggalkan Afrika dalam bebeberapa gelombang migrasi. Isolasi (tidak adanya kawin campur antar populasi) yang terjadi di habitat mereka dalam jangka waku cukup panjang memungkinkan mereka mengembangkan sifat genetis yang berbeda satu sama lain, menghasilkan berbagai ras yang dikenal sekarang. Beberapa waktu lalu teori ini mendapat 'serangan', namun bukan dalam soal validitas, melainkan kapan migrasi terjadi (awalnya diperkirakan sekitar 60 ribu tahun, namun bukti terbaru mengindikasikan jauh lebih tua lagi, sekitar 120-130 ribu tahun).

     Jika benar semua sifat genetis manusia saat ini diwariskan dari Adam dan Hawa, bagaimana dengan penyakit bawaan dan cacat genetis? Apakah salah satu dari Adam dan Hawa membawa gen buta warna? Obesitas? Hipertensi? Atau cacat genetis lainnya?

     Kisah penciptaan manusia adalah konsep yang dianut oleh agama samawi, namun mustahil untuk mengajukan kisah itu sebagai pengganti teori ilmiah dalam ranah ilmiah tanpa disertai bukti ilmiah yang jelas.

Pranala
Phenotypes and Genotypes for human eye colors
Discovery - Early Spanish Hunter-Gatherer Was Dark and Blue-Eyed
Genetic analysis reveals blue eyes evolved before light skin
Eye Color

2 comments:

  1. Setuju sekali , sudah lama saya juga mempunyai pendapat seperti ini , trmksh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya sangat setuju sekali dengan artikel ini.

      Saya setuju teori evolusi itu ilmiah tapi ingat teori penciptaan itu ilmiah. gak percaya kah? Saya buka Al Qur'an surah ke 52 ayat 35-36 yang artinya :

      Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).

      Jadi saya percaya teori evolusi yang menjelaskan asal keanekaragaman suatu makhluk sekaligus teori penciptaan yang berdasarkan Al Qur'an surah ke 52 ayat 35-36.

      Delete