1. Teori Evolusi Adalah Teori Ilmiah


     “Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup di muka bumi tercipta sebagai akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah.” Kalimat di atas adalah kutipan dari tulisan Harun Yahya dalam “Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Pertanyaan.” Bab pertama, alinea pertama, baris pertama, kalimat pertama, dan... sudah ngawur total!

     Teori evolusi bukanlah teori yang membahas tentang asal mula atau penciptaan makhluk hidup. Teori evolusi adalah teori yang membahas asal keanekaragaman makhluk hidup (origin of species). Evolusi sendiri secara sederhana didefinisikan sebagai perubahan pada sifat-sifat atau frekuensi gen suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Teori yang membahas asal mula makhluk hidup adalah teori abiogenesis modern (origin of life). Bahkan di awal saja kita sudah menemukan kesalahan mendasar!

     Hanya karena asal kehidupan terkait dengan asal keanekaragaman makhluk hidup, tidak menjadikan teori evolusi harus membahas asal makhluk hidup. Karena jika demikian adanya, maka teori evolusi juga harus membahas asal terbentuknya bumi, asal terbentuknya matahari dan tata surya, bahkan asal terbentuknya alam semesta! Padahal teori evolusi, sekali lagi, adalah teori yang menjelaskan asal keanekaragaman makhluk hidup.

     Propaganda hitam lain adalah bahwa teori evolusi merupakan teori dari kaum materialis untuk menyanggah Tuhan. Apakah karena tidak membenarkan penciptaan langsung dan tidak membahas Tuhan, lantas teori evolusi menjadi teori materialis? Jika demikian, maka semua teori ilmiah adalah teori materialis, karena tidak satupun teori ilmiah yang membenarkan penciptaan langsung maupun membahas Tuhan. Sains tidak membahas Tuhan, tidak membenarkan ataupun menyanggah, karena Tuhan bukanlah bahasan sains. Sains memerlukan pemngujian dan pembuktian, dan Tuhan tak bisa dibuktikan dengan cara demikian. Tentu saja, ada perbedaan jelas antara tidak membahas dengan menyanggah.

     Evolusionis sendiri terdiri baik dari theis, atheis maupun agnostik - intinya tidak memandang apapun  kepercayaan pribadi mereka. Mereka mencari jawaban ilmiah atas asal keanekaragaman makhluk hidup, bukan sekedar jawaban berdasar iman. Ilmuwan tidak membahas agama dari sudut pandang sains, dan juga tidak membahas sains dari sudut pandang agama.

     Pandangan evolusi sendiri mungkin sudah dimulai dari Anaximander di era Yunani kuno, demikian pula Zhuang Zi dari China, dan biologis Arab Al-Jahiz juga sudha lebih dahulu menyampaikan pandangan mereka mengenai evolusi. Darwin bisa jadi hanya ilmuwan pertama yang menjabarkan teori evolusi secara lebih mendetail dan ilmiah - meski Alfred Russel Wallace di masa yang sama juga memiliki pandnagan yang mirip.

     Seberapa ilmiah teori evolusi? Meski teori Darwin telah lama digantikan oleh teori sintesa modern, namun teori evolusi masih tetap diakui sebagai teori ilmiah. Bahkan evolusi sendiri sudah diakui sebagai cabang dari biologi, dan dikenal sebagai biologi evolusioner. Juga didukung oleh berbagai cabang sains lain, yang bahkan belum ada di masa Darwin (termasuk biologi molekuler). Alih-alih akan runtuh seperti klaim para kreasionis termasuk Harun Yahya, teori evolusi masih kukuh menjadi satu-satunya teori ilmiah yang mampu menjelaskan asal keanekaragaman makhluk hidup. Sedang 'teori penciptaan'? Selain masih saja berstatus pseudo sains, kreasionisme bahkan tak pernah diakui sebagai teori. Tidak menjelaskan apapun, tidak didukung bukti ilmiah apapun, dan hanya berdasar kepercayaan, tentu saja 'opini kreasionisme' takkan pernah menggantikan teori ilmiah.

     Satu hal yang tidak dibahas (atau mungkin karena dia tidak tahu?) oleh Harun Yahya, adalah bahwa bahkan bentuk kehidupan paling sederhana saat ini pun sudah jauh lebih kompleks dari bentuk kehidupan paling awal. Dan bentuk kehidupan paling awal ini sudah amat sangat lama punah, dan tentu saja tidak menjadi fosil. Demikian pula proses abiogenesis, tidaklah langsung membentuk bentuk kehidupan seperti bakteri atau amuba, melainkan merupakan proses silmultan bertahap dan memakan waktu lama.

     Dan bicara soal kompleksitas DNA, kenyataannya adalah bahwa tidak semua bagian dari DNA itu yang berguna untuk menyandi protein. Bukan hal aneh jika sebagian besar dari untaian DNA terdiri dari apa yang disebut ‘junk DNA’ ('junk' di sini berbeda dengan tidak berguna). Seberapa kecil genom yang masih bisa menjalankan fungsinya dalam kehidupan? Saat ini bakteri bernama ilmiah Carsonella ruddii adalah pemegang rekor dengan 159,662 base pair/pasangan basa, dan hanya punya sekitar 182 gen penyandi protein.

     Bicara tentang fosil, patut dipahami bahwa tidak semua makhluk hidup setelah mati akan menjadi fosil. Lebih spesifik lagi, sebagian besar makhluk yang pernah hidup tidak berubah menjadi fosil. Umumnya fosil terbentuk saat makhluk hidup (atau mati) terjebak dalam lumpur dan jasadnya terjebak dalam endapan lumpur, yang kemudian mengeras dan membatu, menyelubungi makhluk tersebut. Ini berarti bahwa saat kita menemukan fosil dari makhluk di masa lalu, sebenarnya itu sudah merupakan suatu keberuntungan. Menemukan fosil yang relatif lengkap adalah keberuntungan berikutnya. Dan bisa dikatakan amat mustahil untuk menemukan fosil secara lengkap dari satu makhluk ke makhluk berikutnya.

     Di sisi lain, kita bisa temukan bahwa makhluk-makhluk di masa lalu umumnya berbeda, dan relatif lebih sederhana ketimbang makhluk hidup di masa kini. Selain itu kita juga bisa temukan petunjuk dari temuan fosil-fosil terbaru. Misal Odontochelys semitestacea, fosil kura-kura tertua yang ditemukan saat ini, memiliki lapisan keras pada bagian perut, namun belum memiliki tempurung di punggungnya, mendukung teori bagaimana tempurung kura-kura terbentuk. Atau Gerobatrachus hottoni, kodok purba yang memiliki karakteristik salamander, mengindikasikan kodok dan salamandaer memiliki moyang bersama. Atau Triadobatrachus, katak yang lebih modern namun masih memiliki tulang ekor dan bukan makhluk pelompat, mengindikasikan evolusi kodok dimana setidaknya tulang ekor mereka menyusut dari waktu ke waktu (kecebong tidak memiliki tulang ekor).

     Jadi, bertolak belakang dengan klaim Harun Yahya, kenyataannya adalah bahwa makhluk hidup di masa lalu memiliki karakteristik yang berbeda dengan makhluk di masa kini. Tentu saja ada beberapa makhluk yang relatif tidak berubah dalam jangka waktu amat panjang (bukan sama sekali tak berubah), namun itu sama sekali tak membantah teori evolusi (dan akan dibahas di bab selanjutnya).

Pranala
Don Lindsay Archive
Understanding Evolution

6 comments:

  1. Saya sepakat bahwa "teori evolusi" bahkan takkan pernah tumbang sampai kapanpun. Permasalahannya bukan itu, permasalahannya adalah teori ini TELAH tumbang dihadapan pembuktian atau dengan "fakta evolusi".

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tumbang?
      Evolusi adalah fakta.
      Teori evolusi adalah penjelasan akan fakta tersebut.
      Tidak ada teori tanpa fakta (makanya kreasionisme bahkan bukan sebuah teori - karena tak menjelaskan apapun dan tak didukung bukti/fakta apapun).

      Delete
    2. Saya setuju teori evolusi itu ilmiah tapi ingat teori penciptaan itu ilmiah. gak percaya kah? Saya buka Al Qur'an surah ke 52 ayat 35-36 yang artinya :

      Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).

      Jadi saya percaya teori evolusi yang menjelaskan asal keanekaragaman suatu makhluk sekaligus teori penciptaan yang berdasarkan Al Qur'an surah ke 52 ayat 35-36.

      Delete
  2. Saya setuju argumen Anda tentang "Sains tidak membahas Tuhan, tidak membenarkan ataupun menyanggah, karena Tuhan bukanlah bahasan sains", tapi jawaban saya YA untuk pertanyaan Anda "lantas teori evolusi menjadi teori materialis?", karena teori ilmiah = teori materialis, sedangkan teori kreasi adalah kepunyaan Allah semata, you can never prove it untill you die and see it as per you said seeing is believing :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maka semua teori ilmiah adalah teori materialis, karena tak satu teori ilmiah pun, bahkan sains itu sendiri, yg melibatkan Tuhan dalam penjelasannya.

      Dan tidak ada yang namanya "teori kreasi". Kreasionisme tak menjelaskan apapun, tak didukung bukti ilmiah apapun, hanya klaim bermodal iman. Opini pseudo sains macam itu takkan bisa disejajarkan, apalagi menggantikan teori ilmiah.

      Delete
    2. Saya setuju teori evolusi itu ilmiah tapi ingat teori penciptaan itu ilmiah. gak percaya kah? Saya buka Al Qur'an surah ke 52 ayat 35-36 yang artinya :

      Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).

      Jadi saya percaya teori evolusi yang menjelaskan asal keanekaragaman suatu makhluk sekaligus teori penciptaan yang berdasarkan Al Qur'an surah ke 52 ayat 35-36.

      Delete