9. Kloning, Teori Evolusi dan Abiogenesis


     Sekali lagi, Harun Yahya telah melakukan kesalahan fatal dan konyol, saat mengatakan teori evolusi dibangun atas dasar anggapan yang menyatakan bahwa materi tak-hidup berubah menjadi materi hidup secara kebetulan. Teori evolusi tidak membicarakan pembentukan makhluk hidup, apalagi secara kebetulan. Teori yang membahas asal kehidupan dari materi tak hidup adalah teori abiogenesis, sedang teori evolusi membahas asal keanekaragaman makhluk hidup. Dan teori evolusi bukan bicara soal 'kebetulan', kalimat favorit kreasionis.

     Karenanya, tidak ada alasan menyatakan kloning meniadakan proses evolusi. Bahkan bila agiogenesis disanggah pun tidak akan menggoyahkan teori evolusi, karena keduanya adalah dua teori berbeda.

8. Embrio manusia


     Ernst Heinrich Philipp August Haeckel (1834-1919) adalah seorang biologis dari Jerman. Ia seorang naturalis, profesor, filsuf, dokter, sekaligus seniman. Ia menemukan, menjelaskan, dan menamakan ribuan spesies baru, membuat peta pohon genealogi hubungan semua makhluk hidup, dan membuat istilah biologi baru, seperti filum, filogeni, ekologi, dan kingdom Protista. Ernst Haeckel juga menyebarkan teori evolusi di Jerman. Ia juga seorang embiologis.

     Benar bahwa Haeckel mengaitkan ontogeni dengan fiologeni (dikenal juga sebagai hukum biogenetis). Benar bahwa Haeckel menggunakan embiologi untuk mendukung teori evolusi. Benar bahwa teorinya berpengaruh pada popularitas teori evolusi di masa itu. Benar bahwa Darwin dan Haeckel pernah bertemu dan saling berkorespondensi. Benar bahwa teori ontogeni merekapitulasi filogeni adalah salah. Namun teori Haeckel bukanlah bagian dari teori Darwin maupun teori evolusi modern.

7. Evolusi burung


     Dalam biologi, burung, meski berdarah panas, dianggap berkerabat dengan reptil. Bersama keluarga buaya, burung membentuk kelompok yang disebut Archosauria. Diduga burung berkembang dari sejenis reptil. Untuk saat ini, mayoritas peneliti menganggap burung berkembang dari dinosaurus theropod yang berkembang di era mesozoic. Sebagian kecil ilmuwan berpandangan burung berevolusi dari dinosaurus yang lebih tua lagi.

     Fosil burung tertua yang ditemukan (bukan burung pertama) saat ini adalah Archaeopteryx, khususnya Archaeopteryx lithographica, yang ditemukan di tahun 1861, hanya dua tahun setelah Darwin mempublikasikan On the Origin of Species. Sejauh ini telah ditemukan sedikitnya 8 spesimen Archaeopteryx, termasuk 1 fosil bulu, dan semua itu diidentifikasi dalam beberapa spesies berbeda. Teori evolusi burung sendiri amat terbantu oleh temuan-temuan baru fosil di China sejak tahun 1990.

6. Kesamaan Genom Manusia dan Kera


     Kerabat terdekat manusia yang masih hidup saat ini adalah simpanse, dan diperkirakan percabangan antara manusia dan simpanse ini terjadi sekitar 5-7 juta tahun silam, atau mungkin lebih dini lagi. Simpanse lebih dekat dengan manusia ketimbang gorilla, dan gorilla lebih dekat ketimbang orang utan. Ini bukan berarti yang satu menjadi moyang yang lain, melainkan bahwa merreka memiliki moyang bersama, dan mereka hasil percabangan terpisah - arah evolusi mereka terpisah jauh di masa silam.

     Seberapa mirip genom manusia dan simpanse? Itu tergantung pada apa dan bagian mana yang diperbandingkan. Perbedaan metode pengukuran dan bagian yang diperbandingkan akan menghasilkan nilai yang berbeda.

5. Perbedaan Ras Manusia


     Apakah keberagaman ras manusia adalah bukti evolusi? Ya, kita bisa mengatakan demikian. Tentu saja kita harus memahami dulu, apa maksud dari pernyataan di atas.

     Di dunia, terdapat berbagai budaya dan kepercayaan mengenai asal manusia. Salah satu yang paling populer adalah kisah Adam-Hawa Adam-Eve) yang diterima penganut agama samawi. namun bahkan penafsiran akan kisah ini pun berbeda-beda, ada yang menerima itu sebagai emtafora, ada yang menganggap kisah tersebut adalah sebagaimana adanya.

4. Teori Evolusi dan Biologi


     Teori evolusi adalah teori ilmiah, yang dibahas dalam cabang dari biologi, yakni biologi evolusioner. Pembuktikan kebenaran teori evolusi didukung oleh berbagai cabang ilmu lain, termasuk paleontologi, biokimia, genetika dan biologi molekuler. Teori evolusi sama dengan teori-teori ilmiah lainnya, dikembangkan dan diuji dengan metode ilmiah, merupakan satu-satunya teori ilmiah yang bisa menjelaskan asal mula keanekaragaman makhluk hidup. Tidak ada cabang sains manapun sejauh ini yang menentang teori evolusi!

     Dan hubungan utama teori evolusi tentu saja dengan ilmu biologi, bukan dengan bidang sains lain. Karena teori evolusi dibahas dalam biologi evolusioner, dan biologi evolusioner adalah cabang ilmu biologi.

3. Sejarah Manusia


     Sejak kapan manusia ada di muka bumi? Untuk itu, sebelumnya kita harus menentukan dulu definisi manusia. Sampai sejauh mana definisi manusia bisa digunakan? Apakah manusia di sini sebatas Homo sapiens? Sapiens sapiens? Atau menyangkut segala genus Homo? Atau lebih luas lagi, menyangkut semua hominid bipedal?

     Untuk saat ini, hominid bipedal tertua yang telah ditemukan adalah Ardipithecus (A. ramidus dan Kaddaba), yang hidup sebelum Australopithecus.

     Salah satu bukti tertua (meski bukan yang paling tua) tentang makhluk hominid bipedal ini adalah jejak Laetoli yang ditemukan di Laetoli, Tanzania, pada tahun 1976 oleh paleontolog Mary Leakey, dan kebanyakan digali sejak 1978. Jejak kaki ini terbentuk saat makhluk hominid bipedal (kemungkinan 3 individu) berjalan melewati tanah yang tertutup lapisan debu vulkanik dari gunung berapi Sadiman, dan jejak ini kemudian mengeras seperti cetakan semen akibat hujan yang membasahi lapisan debu tersebut. Jejak ini diperkirakan berusia sekitar 3,5 hingga 3,6 juta tahun. Tanpa adanya bekas tumpuan kepalan tangan, disimpulkan jejak ini memang dibuat oleh makhluk yang berjalan tegak.

2. Tidak Runtuhnya Teori Evolusi


     Sekali lagi, teori ilmiah yang membahas asal kehidupan adalah teori abiogenesis modern. Teori ini tak bicara tentang proses 'kebetulan', melainkan proses-proses alami yang sesuai dengan hukum alam. Proses semacam ini terjadi tanpa intervensi terhadap hukum alam. Dan hanya karena proses abiogenesis terkait evolusi kimia, bukan berarti termasuk teori evolusi (hanya karena ada kata evolusi bukan berarti termasuk teori evolusi - kita juga tidak membahas evolusi mental masyarakat dalam teori evolusi).

     Dan bahkan antara teori abiogenesis dengan ‘teori’ penciptaan bukanlah dua hal yang bisa diperbandingkan. Teori abiogenesis adalah teori ilmiah, yang meski masih memerlukan banyak pembuktikan, berusaha memberi penjelasan secara ilmiah. Sementara opini penciptaan mengemukakan opini yang hanya dilandasi iman dan kepercayaan semata. Tak ada sedikitpun penjelasan ilmiah bagaimana makhluk hidup muncul!

1. Teori Evolusi Adalah Teori Ilmiah


     “Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup di muka bumi tercipta sebagai akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah.” Kalimat di atas adalah kutipan dari tulisan Harun Yahya dalam “Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Pertanyaan.” Bab pertama, alinea pertama, baris pertama, kalimat pertama, dan... sudah ngawur total!

     Teori evolusi bukanlah teori yang membahas tentang asal mula atau penciptaan makhluk hidup. Teori evolusi adalah teori yang membahas asal keanekaragaman makhluk hidup (origin of species). Evolusi sendiri secara sederhana didefinisikan sebagai perubahan pada sifat-sifat atau frekuensi gen suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Teori yang membahas asal mula makhluk hidup adalah teori abiogenesis modern (origin of life). Bahkan di awal saja kita sudah menemukan kesalahan mendasar!

     Hanya karena asal kehidupan terkait dengan asal keanekaragaman makhluk hidup, tidak menjadikan teori evolusi harus membahas asal makhluk hidup. Karena jika demikian adanya, maka teori evolusi juga harus membahas asal terbentuknya bumi, asal terbentuknya matahari dan tata surya, bahkan asal terbentuknya alam semesta! Padahal teori evolusi, sekali lagi, adalah teori yang menjelaskan asal keanekaragaman makhluk hidup.