Mutasi ini bukan terjadi akibat pemberian antibiotik, melainkan terjadi sebelumnya. Karena mutasi yang menghasilkan kekebalan inilah, dari satu koloni bakteri bisa terdapat bakteri yang kebal terhadap antibiotik (karena mewarisi kekebalan hasil mutasi) dan juga yang tidak. Pemberian antibiotik akan membunuh bakteri yang tidak kebal terhadap antibiotik dan hanya menyisakan yang kebal terhadap antibiotik, dan generasi berikut bakteri akan kebal terhadap antibiotik.
Membantah Harun Yahya
Menyanggah klaim-klaim Harun Yahya, khususnya terkait teori evolusi
19. Kekebalan Bakteri dan Evolusi
Mutasi ini bukan terjadi akibat pemberian antibiotik, melainkan terjadi sebelumnya. Karena mutasi yang menghasilkan kekebalan inilah, dari satu koloni bakteri bisa terdapat bakteri yang kebal terhadap antibiotik (karena mewarisi kekebalan hasil mutasi) dan juga yang tidak. Pemberian antibiotik akan membunuh bakteri yang tidak kebal terhadap antibiotik dan hanya menyisakan yang kebal terhadap antibiotik, dan generasi berikut bakteri akan kebal terhadap antibiotik.
18. DNA dan Evolusi
DNA (deoxyribonucleic acid/asam deoksiribonukleat) adalah adalah biomolekul penting untuk hampir semua makhluk hidup. Dimana hampir semua sel dalam tubuh makhluk hidup mengandung dna yang sama. Sebagian besar data DNA tersimpan di nukleus sel, dan sisanya pada mitokondria (disebut mitokondria DNA)
DNA menyimpan cetak biru bagi aktivitas sel, yang mana kodenya terbentuk oleh 4 basis kimia: Adenina (A), Guanina (G), Sitosina (C) dan Timina (T). Tidak semua organisme memiliki DNA, dimana sebagian virus, termasuk HIV adalah retrovirus, mereka tidak memiliki DNA melainkan RNA. Ini menunjukkan bahwa RNA adalah versi lebih sederhana dari DNA dan kemungkinan merupakan pendahulu DNA.
17. Metamorfosis dan Evolusi
Kreasionis mengklaim bahwa metamorfosis sama sekali tak berkaitan dengan proses evolusi. Sebaliknya, mereka mengklaim bahwa metamorfosis adalah bukti penciptaan, bahwa metamorfosis merupakan proses rumit yang hanya dimungkinkan oleh penciptaan. Menurut mereka, proses itu tak mungkin terjadi melalui proses 'kebetulan' - kata-kata favorit kreasionis.
Ini adalah salah satu perbedaan khas antara evolusionis dan kreasionis. Saat kreasionis melihat suatu proses yang kompleks dan sulit dijelaskan, mereka akan mengatakan itu suatu keajaiban yang tak mungkin dijelaskan secara ilmiah. Sebaliknya, para evolusionis memandangnya sebagai suatu masalah yang bisa dipecahkan, meski akan memakan waktu amat lama sekalipun. Bahwa metamorfosis adalah masalah yang belum sepenuhnya dipecahkan tidak lantas menjadikan metamorfosis sebagai proses yang melibatkan intervensi supranatural atau proses penciptaan langsung - ini hanyalah apa yang disebut [argument from incredulity].
16. Kebenaran Teori Evolusi Akan Terbukti di Masa Depan Adalah Salah
Tak perlu menunggu masa depan, sekarang pun evolusi sudah merupakan sebuah fakta. Dan teori evolusi adalah satu-satunya teori yang menjelaskan fakta itu, untuk saat ini. Tidak ada teori, fakta atau bukti ilmiah apapun yang pernah meruntuhkan teori evolusi. Tidak pula klaim-klaim seorang Harun Yahya, yang tidak memberi penjelasan ilmiah apapun. Kebenaran teori evolusi sudah terbukti, bukan di masa depan, namun saat ini pun sudah terbukti.
15. Tuhan dan Proses Evolusi
Benar bahwa ada sebagian kalangan yang berpikir bahwa evolusi adalah cara Tuhan untuk mengembangkan keanekaragaman makhluk hidup. Namun patut diingat, ini adalah pandangan umum dan bukanlah pandangan ilmiah. Sejatinya sains tidak membicarakan Tuhan, tidak membenarkan dan tidak menolak. Sains tidak melarang seseorang mempercayai adanya Tuhan, atau Tuhan berperan di dunia, selama mereka tidak memaksakan mencampuradukkannya dengan sains.
Jika menurut Harun Yahya Alquran tidak menyebutkan adanya proses evolusi, dan karenanya menganggap tidak ada evolusi sama sekali, maka itu adalah tafsiran dia. Dan tafsiran seorang Harun Yahya tidak mengikat, baik untuk muslim sendiri, apalagi untuk kalngan non muslim.
Jika menurut Harun Yahya Tuhan menciptakan makhluk hidup secara langsung, dalam wujud mereka saat ini, melalui proses supranatural, dan karenanya ia ingin menggantikan teori ilmiah dengan klaimnya, maka ia harus membuktikannya secara ilmiah. Jika ia hanya mendasarkan klaimnya dengan dasar iman semata, maka klaimnya hanya bisa diterapkan pada bidang filosofis, bukan sains. Sains tidak menerima iman sebagai dasar ataupun bukti. Sains bukan ilmu yang membahas segalanya, sains hanya membahas apa yang bisa diuji dan dibuktikan secara ilmiah pula. Karenanya tidak ada alasan memasukkan faktor supranatural dalam sains, apalagi menyodorkan jawaban supranatural untuk menggantikan teori ilmiah.
Subscribe to:
Posts (Atom)